Minggu, 16 April 2017

Modul Pelatihan Menjadi Individu yang Asertif




MODUL PELATIHAN
MENJADI INDIVIDU YANG ASERTIF
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Personality Development
Dosen : Lusi Nur Ardhiani, S.Psi, M.Psi, Psikolog


Oleh:
1.       Harleni                (150209033)
2.      M.Imam Akbar     (150109067)
3.      Sri Dayanti Ade    (150209153)
4.      Winda Pratiwi       (150109056)
5.      Pandi sujarwo       (150209146)

D4 MANAGEMENT TRANSPORTASI UDARA (DELTA)
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI KEDIRGANTARAAN
YOGYAKARTA 2017
A.    PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Modul ini merupakan mata kuliah Personality Development. Dalam modul ini diuraikan tentang bagaimana menjadi individu yang asertif. Dapat dilihat dari asal katanya,  Pengertian Perilaku asertif merupakan terjemahan dari istilah assertiveness atau assertion, yang artinya titik tengah antara perilaku non asertif dan perilaku agresif, namun dari kata asal katanya yang singkat tersebut belum menggambarkan hakekat asertif  yang sesungguhnya. Pengertian asertif  yang diterangkan dalam literatur asing tidak secara gamblang menyebutkan apa yang dimaksud dengan perilaku asertif. Menggunakan pendapat para ahli untuk memahami pengertian asertif  juga akan bermuara kepada berbagai pendapat yang bermacam ragam rumusannya.karena terkadang pendapat para ahli akan berbeda .Modul tentang pengertian dan bagaimana menjadi individu asertif akan mengantarkan pembaca pada pengertian tentang perilaku asertifsecara sederhana. Pengertian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk mendapatkan pemahaman yang memadai tentang hakekat perilaku asertif.
Pentingnya perilaku asertif bagi setiap individu adalah untuk memenuhi segala kebutuhan dan keinginan dan keinginan, misalnya dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar terutama pada remaja yang mulai tertarik dengan lingkungan sosial yang berada diluar keluarga. keuntungan yang di dapat dari berperilaku asertif yaitu dapat memenuhi keinginan, kebutuhan dan perasaan individu agar dapat di mengerti dan dipahami oleh orang lain, sehingga tidak ada pihak yang merasa di rugikan,yang paling terpenting ialah bagaimana kita bisa memahami apa yang kita inginkan dan mengungkapkannya tanpa menyinggung perasaan orang lain, dengan komunikasi yang baik, akan mempermudah dalam berhubungan sosial .
Perilaku asertif menjadi suatu cara yang dapat dilakukan untuk menciptakan kemampuaan berkomunikasi serta penyesuaian diri yang baik dan efektif terutama bagi remaja, hal tersebut berkaitan dengan salah satu tugas perkembangan remaja yang tersulit yaitu penyesuaian sosial.pada masa ini remaja dapat menolak hal-hal yang tidak tepat, dapat mengungkapkan hal-hal yang tidak sesuai dan dapat bersikap jujur dan terbuka,hal ini merupakan salah satu ciri dari perilaku asertif.Perilaku asertif menurut Alberti dan Emmons (dalam Marini & Andriani,2005) adalah perilaku yang memungkinkan seseorang untuk bertindak sesuai dengan keinginan, mempertahankan diri tanpa merasa cemas, mengekspresikanperasaan secara jujur dan nyaman maupun menggunakan hak-hak pribadi tanpa melanggar hak-hak orang lain.




B.     MANFAAT dan TUJUAN

1.      Dengan menyelenggarakan pelatihan ini, maka harapan kami adalah agar peserta  menyatakan perasaan pribadi dan jujur terhadap pendapat diri dan orang lain.
2.      Pelatihan ini juga ditujukan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan.
3.      Setelah mengikuti pelatihan ini para peserta juga diharapkan dapat mendengarkan pendapat orang lain dan menyatakan pendapat pribadi tanpa mengorbankan perasaan orang lain .

C.     MATERI
1.        Perkenalan
2.        Penjelasan perilaku asertif
3.        Game pelatihan
4.        Penjelasan game
5.        Video tentang perilaku asertif

D.    WAKTU
60  menit

E.     PERALATAN DAN FASILITAS
-          proyektor        
-          paper
-          laptop
-          speaker
-          headband
F.      METODE
a)    Menjelaskan Materi
b)   Menguraikan Teori
c)    Bermain Game
d)   Menampilkan Video
e)    Kesimpulan

G.    PROSEDUR
1.    Peserta diajak untuk mengetahui tentang menjadi perilaku individu yang asertif..
2.    Agar para peserta tidak terlalu bosan dengan pelatihan yang dilaksanakan maka kami memberikan game di sela waktu.
3.    Kami juga akan menampilkan beberapa video yang bertujuan agar para peserta mengetahui contoh sikap yang asertif.
4.    Setelah itu kami akan menjelaskan atau memaparkan dari video yang telah ditampilkan.

H.    HASIL
Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan peserta memiliki kepercayaan diri, Meningkatkan kemampuan individu untuk menyatakan dan mengekspresikan dirinya  dalam berbagai situasi sosial dan Menghindari kesalah pahaman dari pihak lawan komunikasi .







RANCANGAN PELATIHAN
Tabel slot waktu dalam pelatihan :
WAKTU
DURASI
SLOT
10.15 – 10.20
5 menit
Pembukaan
10.20 – 10.35
15 menit
Materi asertif
10.35 – 10.55
20 menit
Game 1
10.55 – 11.00
5 menit
Penjelasan game






11.00 – 11.15
15 menit
Video dan Penjelasan




MATERI

A.    Perilaku Asertif
Perilaku asertif adalah menyatakan secara langsung suatu ide, opini, dan keinginan. Tujuan perilaku asertif adalah untuk mengkomunikasikan sesuatu pada suasana saling percaya. Konflik yang muncul dihadapi dan solusi dicari yang menguntungkan semua pihak. Individu yang asertif memulai komunikasi dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat menyampaikan kepedulian dan rasa penghargaan mereka terhadap orang lain.
Tujuan komunikasi ini adalah untuk mengungkapkan pendapat diri sendiri dan untuk menyelesaikan masalah interpersonal tanpa merusak suatu hubungan. Perilaku asertif mengharuskan kita untuk menghormati orang lain sebagaimana kita menghormati diri sendiri. Konflik tidak dapat dihindari dalam hubungan dengan sesama manusia. Walaupun konflik biasanya dipandang sebagai sesuatu yang tidak diinginkan, tetapi proses penyelesaian konflik tersebut dapat membuat seseorang berkembang, meningkatkan pemahaman dan rasa hormat kepada orang lain, kendati terdapat perbedaan-perbedaan. Masalah timbul ketika konflik membuat kita memandang orang lain sebagai “musuh”, ketika perbedaan kekuasaan dieksploitasi, atau ketika diskusi untuk penyelesaian masalah menjadi tidak fokus dengan membawa persoalan lain untuk mengalihkan percakapan. Faktor penting untuk menjadi individu asertif adalah kemampuan untuk bertindak secara konsisten sesuai standar yang kita miliki untuk perilaku kita sendiri
Contoh perilaku asertif, antara lain:
1.      ‘Saya berpendapat … bagaimana pendapat Anda?
2.      ‘Masalah ini akan saya hadapi dengan cara ini. Bagaimana efeknya terhadap Anda?’





B.      Teknik-Teknik Bertindak Asertif
Terdapat beberapa teknik komunikasi atau strategi yang berguna dalam menanggapi situasi yang cenderung menjadi konflik.
a)      Memberikan Umpan Balik
Membiarkan orang lain tahu bagaimana Anda merespon perilaku mereka dapat membantu menghindari kesalah pahaman dan membantu menyelesaikan konflik yang tidak dapat dihindari dalam suatu hubungan. Bagaimanapun, memberikan umpan balik yang jujur ketika Anda mendapat reaksi negatif karena perilaku orang lain memang sulit dilakukan tanpa menyakiti perasaan. Sering kali, untuk memperbaiki hubungan Anda dalam jangka panjang, Anda harus menyatakan bahwa Anda kecewa pada apa yang mereka telah lakukan. Ketika Anda memilih untuk menyampaikan umpan balik negatif kepada orang lain, gunakan teknik komunikasi yang tidak berkesan mengancam. Kriteria untuk umpan balik yang bermanfaat termasuk:
1)      Umpan balik difokuskan pada perilaku seseorang bukan kepribadiannya.
Dengan memfokuskan pada perilaku, Anda mengarahkan umpan balik kepada sesuatu yang dapat diubah oleh seorang individu.
2)      Umpan balik bersifat deskriptif bukan evaluatif.
Menjelaskan apa yang telah dikatakan atau dilakukan berkesan lebih tidak mengancam dibandingkan dengan menghakimi mengapa sesuatu dilakukan (yang hanya berdasarkan asumsi Anda).
3)      Umpan balik berfokus pada reaksi Anda sendiri bukan maksud orang lain.
Menyalahkan atau menganggap ada maksud buruk dibalik perilaku orang lain bukan merupakan umpan balik yang konstruktif. Umpan balik menggunakan kata “saya” dengan bentuk kalimat “Ketika kamu [lakukan atau katakan]___saya merasa___.” Sebagai contoh, “Ketika kamu terlambat datang kerja, saya merasa frustasi dan marah” adalah lebih baik daripada “Kamu tidak bertanggungjawab. Kamu tidak peduli pada pasien yang menunggu dan pekerja lain yang menggantikanmu ketika kau telat”.

4)      Umpan balik bersifat spesifik bukan umum.
Umpan balik fokus pada perilaku yang baru saja terjadi dan menghindari mengungkit perilaku di masa lalu. Umpan balik juga tidak boleh menyamaratakan atau terlalu jauh dari peristiwa spesifik yang telah membuat Anda kesal (misalnya “Kamu selalu melakukan___)
5)      Umpan balik difokuskan pada penyelesaian masalah.
Bukan bertujuan untuk melampiaskan kemarahan. Tujuannya adalah untuk menyelesaikan suatu masalah yang timbul pada suatu hubungan sehingga hubungan tersebut dapat berkembang lebih baik.
6)      Umpan balik disampaikan secara pribadi.



b)     Meminta Umpan Balik Dari Orang Lain
Seperti telah dijelaskan di atas, kita perlu berlatih memberikan umpan balik dengan cara yang tepat. Pada saat yang bersamaan, kita juga perlu mengundang umpan balik dari orang lain untuk meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal kita. Sebagai contoh, sebagai seorang perawat, Anda harus menilai kepuasan pasien secara rutin dan meminta umpan balik mengenai pelayanan Anda. Sebagai manajer, Anda harus membiarkan para pekerja tahu bahwa Anda menerima saran dari mereka mengenai bagaimana mengembangkan operasional di rumah sakit (tempat kerja). Kemampuan Anda untuk mendengar kritik atau saran tanpa sikap defensif atau marah, mengakui ketika Anda berbuat kesalahan, dan mendorong orang lain untuk memberikan umpan balik (meskipun hal itu negatif) akan membuat orang lain jujur saat berkomunikasi dengan Anda. Mereka juga membantu Anda untuk mengidentifikasi bidang-bidang pada praktek profesional Anda yang mungkin perlu perbaikan dan membantu meningkatkan hubungan yang lebih baik dengan orang lain.

c)      Menentukan Batasan
Bagi sebagian dari kita, menentukan bagaimana kita akan menghabiskan waktu pribadi dan uang kita adalah sumber frustasi. Kita merasa sulit untuk berkata “tidak” terhadap permintaan apapun. Dan akibatnya, kita merasa kewalahan dan, sering, marah kepada orang lain karena “telah mengambil keuntungan” dari kita. Bertindak asertif dalam menentukan batasan berarti Anda mengambil tanggung jawab untuk keputusan yang Anda ambil mengenai bagaimana menghabiskan sumberdaya pribadi Anda tanpa merasa marah kepada orang lain yang memohon/mengajukan permintaan tertentu kepada Anda. Bertindak asertif dengan menentukan batasan tidak berarti bahwa Anda berhenti berkata “ya” terhadap semua permintaan. Anda akan tetap membantu orang lain, karena adanya nilai-nilai yang Anda pegang dan keinginan Anda untuk membantu orang lain ketika mereka membutuhkan bantuan, meskipun ketika melakukannya Anda mungkin merasa tidak nyaman. Ketika menghadapi sebuah permintaan, langkah pertama adalah menentukan seberapa jauh Anda mau memenuhi permintaan tersebut. Jika Anda perlu waktu untuk mengambil keputusan, menunda keputusan adalah tindakan yang tepat asalkan Anda kembali ke orang tersebut dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Seringkali respon tidak selalu berarti “ya” atau “tidak” tetapi bisa juga berupa tawaran untuk memenuhi sebagian dari permintaan. Berkata “tidak” atau menentukan batasan mungkin sulit jika Anda yakin bahwa orang tersebut harusnya tahu bahwa Anda memiliki alasan yang tepat untuk berkata “tidak”. Jika persaan bersalah menjbak anda, anda mungkin tidak ingin menjelaskan alasan khusus mengenai keputusan anda. Bagaimanapun, apakah Anda memberikan alasan atau tidak, tidak akan mengubah fakta bahwa anda memiliki hak untuk membuat keputusan mengenai bagaimana Anda akan menggunakan waktu dan keuangan pribadi Anda.

d)     Membuat Permintaan
Meminta sesuatu yang anda inginkan dari orang lain secara langsung juga diperlukan pada hubungan yang sehat. Jika anda berada pada posisi manajemen, menyatakan dengan jelas apa yang anda harapkan dari orang lain adalah suatu bagian penting untuk mencapai tujuan organisasi. Pada hubungan yang sederajat, membuat permintaan, termasuk meminta pertolongan, adalah suatu bagian penting dari komunikasi yang jujur. Kita harus percaya bahwa orang lain akan dapat merespon permintaan kita secara asertif, termasuk berkata “tidak”. Jadi, kita tidak perlu bereaksi berlebihan ketika seseorang menolak permintaan kita dengan cara yang asertif.

e)      Berlaku Persisten
Salah satu aspek penting dalam perilaku asertif adalah persisten untuk menjamin bahwa hak-hak Anda dihargai. Sering ketika kita telah menentukan batasan atau telah berkata “tidak’, kemudian orang-orang tersebut akan membujuk untuk mengubah pikiran. Jika kita mengulangi lagi menyatakan keputusan kita dengan santai, kita telah bertindak asertif tanpa menjadi agresif dan tanpa menyerah. Respon ini, mengulangi menyatakan keputusan tadi dengan santai, sering disebut sebagai respon “kaset rusak” (Smith, 1975). Respon seperti ini akan menghentikan, bahkan orang yang paling manipulatif, tanpa menimbulkan rasa bersalah atau meningkatkan konflik.

f)       Membingkai Kembali
Bingkai adalah “jalan pintas kognitif yang digunakan orang untuk membuat suatu informasi yang kompleks menjadi masuk akal” (Kaufman et al, 2003). Teknik pembingkaian kembali (reframing) yang dijelaskan oleh Kaufman dkk termasuk:
1)      Fokus pada membangun komunikasi yang efektif untuk suatu kelompok/set tujuan yang terbatas.
2)      Menguji validitas/keabsahan perspektif orang lain.
3)      Menentukan di mana kesamaan pandangan/tujuan. Mencari hal-hal yang samasamadisetujui dan fokus pada hasil yang diinginkan dengan perspektif  jangka panjang.
4)      Mengenali kesempatan untuk mencari solusi-solusi yang belum dieksplorasi/ dipikirkan lebih mendalam dan kesempatan-kesempatan yang dapat saling ditawarkan (trade-off) atau kompromi-kompromi.
5)      Terakhir, mengenali perbedaaan yang tidak bisa dijembatani dan pada saat yang bersamaan mencari tindakan yang masih bisa diambil untuk mengurangi konflik.

g)      Mengabaikan Provokasi
Konflik interpersonal dapat memunculkan berbagai metode untuk “menang” dengan cara menghina atau mengintimidasi orang lain. Sebagai contoh, pasien yang marah atau merasa putus asa mungkin menyerang dengan serangan personal. Farmasis  yang merasa dikritik secara tidak adil mungkin merespon dengan sikap agresif atau sarkastik. Konflik interpersonal antara profesional-profesional di bidang kesehatan sering ditandai dengan perebutan kekuasaan dan otonomi (sering disebut “perang kartu kunci/turf battle”). Mengabaikan komentar yang bersifat mencela dari orang lain dan tetap fokus pada penyelesaian masalah dapat menjaga konflik agar tidak meningkat ke arah yang dapat merusak hubungan.

h)     Merespon Kritik
Bagi sebagian orang, kritik benar-benar dapat membuat diri hancur karena kita biasanya memegang dua keyakinan irasional yang umum:
1)      Bahwa kita harus disayangi atau diakui oleh semua orang yang kita kenal,
2)    Bahwa kita harus benarbenar kompeten/mampu dalam segala hal yang kita lakukan tanpa pernah melakukan kesalahan. Karena standar perfeksionis seperti itu tidak mungkin dicapai, kita secara terus menerus menghadapi perasaan gagal atau tidak berguna. Pada beberapa kasus, kita mungkin mempunyai keinginan untuk “membalas dendam” dengan melakukan serangan balik terhadap orang yang memberikan kritik. Cara satu-satunya untuk meniadakan perasaan seperti itu dan untuk mulai mengatasi kritik dengan layak adalah dengan menantang kepercayaan irasional yang mendasarinya yang mengakibatkan kita takut tidak diakui oleh orang lain.

C.    Unsur-Unsur Asertif
Unsur-unsur dalam komunikasi asertif, antara lain:
a)      Terbuka dan jelas
Upayakan berkomunikasi secara jelas dan spesifik.
Misalnya: “saya kurang suka ini”, “Hm….saya menyukai rencana itu, hanya saja mungkin ada beberapa bagian yang bisa ditingkatkan (bahasa halus dari diperbaiki)”, “saya punya pendapat yang berbeda yaitu….”


b)      Langsung
Berbicara langsung dengan subyek yang bersangkutan, jangan membawa masalah ke orang lain yang tidak berhubungan.
c)      Jujur
Berkata jujur agar dapat dipercaya
d)      Tepat dalam bersikap
Pastikan memperhitungkan nilai sosial dalam berbicara.
e)      Tanyakan umpan balik
Menanyakan umpan balik menjadi bukti bahwa anda lebih mengutarakan pendapat daripada perintah.
Misalnya: “Apakah sudah jelas? Atau ada pertanyaan?”.

D.    Ciri-Ciri Asertif
Komunikasi asertif memiliki cirri-ciri, sebagai berikut:
a)      Terbuka dan jujur terhadap pendapat diri dan orang lain.
b)      Mendengarkan pendapat orang lain dan memahaminya.
c)      Menyatakan pendapat pribadi tanpa mengorbankan perasaan orang lain.
d)      Mencari solusi bersama dan keputusan.
e)      Menghargai diri sendiri dan orang lain dan mampu mengatasi konflik.
f)       Menyatakan perasaan pribadi, jujur tetapi hati-hati.
g)      Mempertahankan hak diri

Sedangkan, Fensterheim dan Baer, (1980) berpendapat sesorang dikatakan mempunyai sikap asertif apabila mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1)      Bebas mengemukakan pikiran dan pendapat, baik melalui kata-kata maupun tindakan.

2)      Dapat berkomunikasi secara langsung dan terbuka.

3)      Mampu memulai, melanjutkan dan mengakhiri suatu pembicaraan dengan baik.

4)      Mampu menolak dan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pendapat orang lain, atau segala sesuatu yang tidak beralasan dan cenderung bersifat negatif.

5)      Mampu mengajukan permintaan dan bantuan kepada orang lain ketika membutuhkan.

6)      Mampu menyatakan perasaan, baik yang menyenangkan maupun yang tidak  menyenangkan dengan cara yang tepat.

7)      Memiliki sikap dan pandangan yang aktif terhadap kehidupan.

8)      Menerima keterbatasan yang ada di dalam dirinya dengan tetap berusaha untuk mencapai apa yang diinginkannya sebaik mungkin, sehingga baik berhasil maupun gagal ia akan tetap memiliki harga diri (self esteem) dan kepercayaan diri (self confidence).


E.     Petunjuk Menjadi Asertif
Adapun petunjuk untuk menjadi asertif, sebagai berikut:
1)      Bedakan dengan jelas apa saja yang menjadi hak Anda dan apa yang bukan hak Anda tetapi Anda menginginkannya.Ingat, orang yang asertif bukanlah orang yang suka merampas hak orang lain. Orang yang asertif bisa memenuhi keinginannya walaupun sebetulnya itu bukan haknya tanpa pemaksaan dan tindakan destruktif.
2)      Berani mengungkapkan sesuatu yang mengganjal perasaan Anda. Misalnya tentang ketidakpuasan Anda. Dengan sikap asertif Anda bisa mengungkapkan ketidakpuasan itu dengan nada yang lebih bersahabat, bukan dengan nada penuh emosi.
3)      Tunjukkan image yang positif, misalnya dengan bertutur kata dan bertingkah laku sopan. Dengan image positif ini Anda akan lebih mudah diterima dalam bersikap asertif.
4)      Pandai membaca keadaan. Perilaku asertif dapat dinilai agresif jika ditunjukkan dalam kondisi yang salah. Maka jika ingin mengungkapkan sesuatu pastikan suasana dan kondisinya dalam keadaan tenang dan tidak dalam keadaan yang penuh emosi.
5)      Dalam keadaan emosi jangan sekalipun mengungkapkan keinginan Anda, karena dikhawatirkan hasilnya tidak objektif karena dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat subyektif dan emosionil.
Sedangkan menurut Bourne, (1995), untu menjadi individu yang asertif dibutuhkan strategi, sebagai berikut
1)      Evaluasi terhadap hak-hak pribadi.
Tentukan apa yang menjadi hak anda dalam situasi yang sedang dihadapi. Misalnya, Anda berhak membuat kesalahan dan mengubah pikiran anda.
2)      Mengemukakan problem dan konsekuensinya kepada orang yang terlibat dalam konflik.
Jelaskan sudut pandang anda, bahkan meski sudah jelas sekalipun. Ini alan membuat orang lain lebih tahu posisi dan pandangan anda. Deskripsikan problem seobjektif mungkin tanpa menyalahkan atau menghakimi.
3)      Mengekspresikan perasaan tentang situasi tertentu.
Ketika anda menyatakan perasaan anda, bahkan orang yang tidak setuju dengan anda sekalipun akan bisa mengerti perasaan anda tentang situasi itu. Ingat, gunakan pesan “aku” bukan pesan “kamu”.
4)      Mengemukakan apa yang menjadi permintaan.
Ini adalah aspek penting dari bersikap asertif. Kemukakan keinginan anda atau yang tidak anda inginkan secara langsung.
F.     Formula Membangun Asertif
Ada tiga formula untuk membangun asertif sebagai sebuah pendekatan yang dapat dilakukan dalam mewujudkan sikap Assertivitas diri, yaitu:
1)      Appreciation.
Dengan cepat dan tanggap memberikan penghargaan dan rasa hormat terhadap kehadiran orang lain sampai pada batas-batas tertentu atas apa yang terjadi pada diri mereka tanpa menunggu mereka untuk lebih dahulu memperhatikan, memahami, menghormati dan menghargai kita.
2)      Acceptance
Adalah perasaan mau menerima, memberikan arti sangat positif terhadap perkembangan kepribadian seseorang, yaitu menjadi pribadi yang terbuka dan dapat menerima orang lain sebagaimana keberadaan diri mereka masing-masing. Dalam hal ini, kita tidak memiliki tuntutan berlebihan terhadap perubahan sikap atau perilaku orang lain (kecuali yang negatif) agar ia mau berhubungan dengan mereka. Tidak memilih-milih orang dalam berhubungan, dengan tidak membatasi diri hanya pada keselarasan tingkat pendidikan, status sosial, suku, agama, keturunan, dan latar belakang lainnya.
3)      Accomodating.
Menunjukkan sikap ramah kepada semua orang, tanpa terkecuali, merupakan perilaku yang sangat positif. Keramahan senantiasa memberikan kesan positif dan menyenangkan kepada semua orang yang kita jumpai. Keramahan membuat hati kita senantiasa terbuka, yang dapat mengarahkan kita untuk bersikap akomodatif terhadap situasi dan kondisi yang kita hadapi, tanpa meninggalkan kepribadian kita sendiri





GAME PELATIHAN

A.      PENDAHULUAN
Permainan ini bagus dilaksanakan untuk mengisi waktu jika terdapat suasana yang membosankan. Tetapi didalam game terdapat nilai-nilai yang mendukung tentang perilaku asertif. Oleh karena itu, ada baiknya selain memberikan materi, sang trainer membuat permainan. Permainan ini didesain untuk lebih mudah memahahami tentang perilaku asertif.

B.       TUJUAN
Agar setiap orang mampu mengumakan gagasan atau ide secara spontan dengan jujur dan menurut pendapat dirinya tanpa merugikan pihak lain.

1.      Game tebak kepala
·         Permainan ini membutuhkan 2 peserta untuk menjadi 1 kelompok.

·       Orang A membawa kertas yang di taruh diatas kepalanya dan menunjukannya kepada orang B, untuk menebak tulisan atau kata yang ada di kertas itu orang B harus memperagakan apa yang ada di kertas itu dan orang A harus menebaknya dengan benar.

1 komentar:

  1. Terima kasih, ini sangat membantu. Tapi maaf, bisakah dicantumkan sumber atau daftar pustakanya?
    Terima kasih sekali lagi :)

    BalasHapus